Gaya Hidup

Mengapa Hari Valentine Identik dengan Cokelat?

pratamedia.com – Hari Valentine atau Valentne’s Day biasa dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 14 Februari, biasanya dengan hadiah cokelat kepada pasangan. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa Hari Valentin merupakan hari kasih sayang.

Usut punya usut, perayaan Hari Valentine merupakan tradisi umat Kristen untuk menghormati Santo Valentinus. Ia merupakan seorang martir yang disebut menjadi pembela cinta dan pernikahan di masa Kekaisaran Romawi.

Kala itu, tepatnya pada abad ke-3 Masehi, prajurit pemerintahan Kaisar Claudius II Roma dilarang menikah. Tujuannya supaya mereka lebih kuat dan berdedikasi penuh pada militer kekaisaran.

Namun, muncullah Santo Valentinus. Ia menentang aturan tersebut. Secara diam-diam ia menikahkan para prajurit dan pasangan-pasangan muda lainnya. Ia berpandangan bahwa mencintai adalah hak setiap orang.

Meski melakukannya secara diam-diam, manuver Santo Valentinus pada akhirnya ketahuan juga oleh kaisar Claudius II. Pada akhirnya, Valentinus harus rela menerima hukuman mati. Hari hukuman matinya jatuh pada tanggal 14 Februari, yang kini diperingati sebagai Hari Valentine.

Sejak saat itu, perayaan Hari Valentine selalu identik dengan cinta dan kasih sayang terhadap pasangan. Dalam mengungkapkan rasa cintanya, pasangan biasanya memberikan hadiah. Salah satu bentuk hadiah yang paling lazim ditemukan saat hari spesial ini adalah cokelat.

Mengapa cokelat menjadi sangat identik dengan perayaan Hari Valentine? Berikut ulasannya:

Awal Mula Hari Valentine Identik dengan Cokelat

Asal muasal Hari Valentine identik dengan cokelat bisa ditelusuri sampai ke seseorang bernama Richard Cadbury, seorang penjual cokelat, pada tahun 1861. Pria asal Inggris tersebut mengambil alih bisnis yang sudah digarap oleh ayahnya.

Melanjutkan bisnis sang ayah berdua bersama saudara kandungnya, Richard memutar otak agar cokelatnya laku keras dengan cara yang menarik perhatian banyak orang. Kala itu ia punya ide yang cukup “fancy”.

Akhirnya, ia membungkus cokelat yang ia jual dalam kemasan dengan dekorasi-dekorasi yang cantik, yakni kemasan berbentuk hati dengan polesan warna merah.

Kala itu, Richard menyesuaikan unsur-unsur artistik pada kotak cokelatnya dengan tren seni yang cukup digandrungi di masa Ratu Victoria. Hal ini bertujuan agar pembeli bisa menyimpan kotak cokelatnya sebagai kenangan walaupun cokelatnya sudah habis dimakan.

Dengan cara ini, bisnis yang dijalankan Richard melesat pesat. Dari sinilah berawal orang-orang membeli dan memberikan cokelat kepada orang tersayang setiap perayaan Hari Valentine di tanggal 14 Februari.

Dengan demikian, karena tradisi ini baru benar-benar muncul di abad ke-19, berarti sebetulnya tradisi ini baru berjalan dua abad. Namun, kisah panjangnya bermula di abad ke-3 masehi di masa Santo Valentinus menentang Kaisra Claudius II.

Peran Perusahaan Cokelat

Apa yang diinisiasi oleh Richard Cadbury tersebut kemudian diamplifikasi oleh perusahaan-perusahaan cokelat di generasi-generasi berikutnya. Nama-nama perusahaan seperti Hershey’s, (Hershey Chocolate Company) Godiva, dan Ferrero Rocher juga membungkus cokelat dalam kemasan berbentuk hati.

Bermula dari Inggris, Hershey’s memiliki visi untuk meluaskan tradisi cokelat di Hari Valentin ke Amerika Serikat pada tahun 1890-an. Di Negeri Paman Sam tersebut, cokelat kemudian populer menjadi hadiah pemberian untuk orang tersayang.

Perayaan Hari Valentin Masa Kini

Diperkirakan sejak tahun 2000-an awal, Hari Valentine menjadi benar-benar terkomersialisasi dan menjadi primadona di industri marketing. Media dan iklan menjadi kanal terbaik bagi para perusahaan cokelat untuk memperdagangkan produk-produk mereka ke khalayak.

Orang-orang, termasuk di Indonesia, jadi tergiur untuk memberi cokelat kepada pasangannya. Biasanya, hadiah cokelat tersebut juga dilengkapi kartu ucapan atau bunga untuk melengkapi rasa kasih sayang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *