Agama Bukan Alasan Utama Orang Indonesia Tak Rayakan Hari Valentine
pratamedia.com – Agama atau kepercayaan rupanya bukan menjadi alasan utama orang Indonesia tidak ikut merayakan Hari Valentine pada 14 Februari setiap tahunnya. Tradisi ini berbeda dengan belahan dunia lain, seperti Inggris dan Amerika Serikat, yang slelau merayakannya setiap tahun.
Seperti diketahui, perayaan Hari Valentine di Indonesia selalui menuai pro dan kontra. Sebagian kecil orang-orang merayakannya, tetapi sebagain besar orang tidak merayakannya karena berbagai alasan.
Selama ini, ajaran agama, terutama agama Islam, kerap dianggap menjadi pembatas bagi penganutnya untuk merayakan hari tersebut. Hal tersebut disebabkan karena perayaan hari tersebut bukanlah tradisi Islam, melainkan tradisi umat Kristen.
Namun, secara mengejutkan, agama bukanlah alasan utama orang Indonesia menolak perayaan hari yang identik dengan pemberian cokelat kepada pasangan tersebut. Berikut ulasannya:
Tidak Perlu Menunggu Hari Valentine
Menurut survei yang dilakukan oleh Jakpat pada 20-21 Maret 2024 lalu, yang dilansir Good Stats ID, tercatat bahwa lebih banyak yang tidak merayakan ketimbang yang merayakan Hari Valentine di Indonesia. Dari total 807 responden, sebanyak 72% menyatakan tidak merayakan, dan hanya 28% yang menyebut merayakan hari kasih sayang tersebut.
Dari survei berjudul Exploring Indonesian behavior on Valentine’s Day itu, terungkap bahwa alasan utama sebagian besar responden tidak merayakan Hari Valentine bukanlah karena batasan agama, melainkan alasan lain.
Sebanyak 58% responden Gen Z menyatakan bahwa mereka tidak merayakan Hari Valentine karena “tidak perlu menunggu Valentine untuk ekspresikan kasih sayang”. Lalu, sebanyak 61% milenial dan 64% Gen X menyatakan hal serupa.
Hari Valentine Bukan Tradisi Indonesia
Di bawah posisi pertama di atas, terdapat alasan kedua yang banyak dipilih responden survei Jakpat tersebut. Sebanyak 46% Gen Z menyatakan bahwa Hari Valentine “bukan tradisi” Indonesia.
Sementara kelompok responden tertinggi yang menyatakan ini adalah kelompok milenial. Angkanya menyentuh 59%. Sementara hanya 48% Gen X yang setuju dengan alasan ini.
Antara Agama dan Hari Valentine
Agama, secara spesifik agama Islam, yang kerap menjadi kambing hitam atas tidak dirayakannya Hari Valentine di Indonesia rupanya hanya menempati urutan ketiga. Alasan ini juga lebih banyak dipilih oleh responden kalangan Gen Z.
Sebanyak 53% Gen Z menyatakan bahwa perayaan Hari Valentine “bertentangan dengan kepercayaan/agama”. Lalu, sebanyak 43% milenial dan 44% Gen X menyatakan demikian.
Tidak Merayakan karena Tidak Punya Pasangan
Di posisi selanjutnya ada alasan “tidak memiliki pasangan.” Namun, hanya sebagian kecil responden Jakpat yang memilih opsi ini.
Sebanyak 15% Gen Z menyatakan tidak merayakan hari kasih sayang itu karena tidak punya pasangan. Sementara dari kelompok milenial dan Gen X angkanya 6% dan 10% berturut-turut.