Autotomi: Cara Cicak Lepaskan Ekor ketika Diburu Predator
pratamedia.com – Autotomi merupakan cara banyak hewan reptil, termasuk cicak, untuk melepaskan ekornya ketika mereka diburu oleh predator. Dengan cara ini, sebagian besar badan cicak bisa melarikan diri, sementara sang predator harus puas menyantap ekornya saja.
Cara ini merupakan sebuah contoh adaptasi tingkah laku hewan reptil ini di lingkungan yang sarat pemangsa. Cara bertahan hidup seperti ini membuat cicak tetap bisa hidup dan berkembang biak, dan bisa menumbuhkan organ ekor lagi setelahnya.
Berikut ulasan lengkap mengenai autotomi yang bisa dilakukan hewan-hewan reptil bertubuh kecil seperti cicak.
Pengertian Autotomi yang Dilakukan Cicak
Autotomi berasal dari bahasa Yunani. Kata tersebut merupakan gabungan dari kata “auto” yang berarti otomatis atau secara mandiri, dan “tomi/tomy” yang berarti memotong (severe). Dengan demikian, secara harfiah autotomi bisa diartikan memotong (bagian tubuh tertentu) diri sendiri secara mandiri.
Autotomi juga dikenal dengan istilah amputasi diri (self-amputation). Dengan kata lain, hewan dengan kemampuan autonomi harus memilih dengan cepat untuk “mengamputasi” sebagain anggota tubuhnya atau tidak ketika berada di bawah ancaman pemangsa.
Ketika predator sudah mencengkeram tubuhnya, hewan dengan kemampuan autotomi, misalnya cicak, akan terpaksa melepaskan ekornya. Kemudian ekornya akan bergeliat beberapa saat. Hal ini bertujuan agar sang predator tetap menganggap bahwa ia sudah sukses menangkap mangsanya.
Bagaimana Cara Autotomi Bekerja?
Sekelompok peneliti dari Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab mendapatkan penemuan bahwa sobekan ekor dan tubuh cicak yang berhasil melarikan diri bekerja layaknya stop kontak.
Sebagai ilustrasi, ekor yang putus tadi bisa dipasangkan kembali ke tubuh utuhnya. Ini seakan-akan seperti seseorang memasukkan steker ke stop kontak. Dengan kata lain, ketika cicak melepaskan ekornya, itu berarti seakan-akan ia sedang melepaskan steker dari stop kontak.
Para peneliti tersebut mengatakan bahwa pada kedua ujung yang sobek, atau terlepas dari bagian tubuh yang satu dan lainnya, terdapat buntilan mikropilar berbentuk seperti jamur. Ujung setiap mikropilar tersebut diselimuti oleh pori-pori amat kecil berukuran nanometer.
Reptil Lain yang Lakukan Autotomi selain Cicak
Cicak bukan satu-satunya hewan yang melakukan autotomi saat terkena cengkeraman predator. Kadal, hewan yang banyak hidup di iklim tropis seperti Idnonesia, juga melakukannya ketika mereka terancam oleh hewan pemangsa, seperti ular.
Selain kadal, autotomi juga terjadi pada iguana dan tokek. Namun, autotomi tidak terjadi pada iguana laut yang memang membutuhkan ekor untuk keseimbangan pergerakan di dalam air laut.
Autotomi juga tidak dilakukan oleh reptil-reptil berukuran lebih besar, seperti bunglon, biawak, atau komodo. Itu karena hewan-hewan ini membutuhkan ekor untuk keseimbangan saat memanjat pohon.
Hewan selain Reptil yang Lakukan Autotomi
Di dunia hewan, rupanya bukan hanya reptil yang melakukan autotomi. Beberapa hewan yang hidup di laut juga melakukannya, di antaranya gurita, kepiting, dan siput laut.
Gurita juga melakukannya dengan tujuan untuk mempertahankan diri dari mangsa-mangsa besar di dalam laut seperti hiu. Salah satu lengannya akan dilepas ketika ia dicengkeram predator. Dengan demikian, ia bisa melarikan diri dan lengannya bisa ditumbuhkan kembali.
Kepiting juga bisa melepaskan satu atau sebagian capitnya ketika diterkam predator. Selain untuk pertahanan diri, autotomi pada kepiting juga dilakukan untuk membuang luka dan bakteri, dan membuang anggota tubuh yang sakit.
Begitu juga yang terjadi pada dua spesies siput laut. Mereka bahkan bisa bertahan hidup dengan kondisi hanya kepala yang terpotong saja selama beberapa pekan. Bedanya, mereka melakukan ini untuk membuang parasit yang menempel di tubuhnya.