Trivia

Asal-usul Ngabuburit: Tradisi Ramadan dari Tanah Sunda

pratamedia.com – Salah satu tradisi yang muncul ketika Bulan Suci Ramadan adalah ngabuburit. Itu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyambut waktu berbuka puasa. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai asal-usul ngabuburit.

Ngabuburit merupakan kegiatan yang dijalankan sore-sore, atau menjelang petang. Kegiatannya beragam. Bisa kegiatan kegamaan seperti mengaji, atau bepergian ke luar ruangan untuk sekadar jalan-jalan atau membeli takjil.

Ngabuburit telah menjadi istilah yang dikenal luas secara nasional. Namun, rupanya ngabuburit merupakan istilah dan tradisi yang bermula dari Bumi Priangan atau tanah Sunda. Berikut ulasannya.

Asal-usul Ngabuburit dari Sunda

Ketua Lembaga Budaya Sunda (LBS) Universitas Pasundan, Hawe Setiawan, mengatakan bahwa ngabuburit berasal dari kata dasar di bahasa Sunda, yakni “burit”. Kata itu berarti sore atau petang.

Dari kata dasar “burit”, kemudian ditambah suku kata “bu-“ yang membuatnya menjadi sebuah pengulangan. Lalu di depannya lagi ditambah imbuhan “nga-“ yang menunjukkan sebuah aktivitas, atau setara “me-“ atau “meng-“ dalam bahasa Indonesia.

Dengan demikian, kalau dikonversi ke bahasa Indonesia, “ngabuburit” akan jadi semacam “meng-sore-sore”, yang berarti melakukan suatu aktivitas pada sore hari.

“Istilah ngabuburit merujuk pada kata kerja, yaitu melakukan kegiatan untuk mengisi waktu seraya menyongsong tibanya sore hari,” kata Hawe seperti dilansir laman resmi Universitas Pasundan.

Ngabuburit dalam Kamus

Beberapa kamus mencatat penggunaan istilah ngabuburit. Salah satunya adalah Kamus Bahasa Sunda yang disusun oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS).

Menurut kamus tersebut, ngabuburit berarti juga “ngalantung ngadagoan burit”. Artinya adalah melakukan kegiatan tak karuan sambil menunggu datangnya waktu petang.

Selain itu, Kamus Sunda-Indonesia terbitan Kemendikbud tahun 1985 juga punya catatan tersendiri mengenai istilah ini. Menurut kamus ini, burit berarti senja. Lalu ngabuburit berarti aktivitas jalan-jalan atau aktivitas lain untuk mengisi waktu hingga petang, terutama saat bulan Ramadan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga sudah mencatat istilah ini. Menurut KBBI, ngabuburit berarti “menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.”

Sejarah Kemunculan Istilah Ngabuburit

Istilah ngabuburit diperkirakan sudah muncul di budaya Sunda sejak lama, bahkan sejak kebudayaan Islam masuk ke Bumi Priangan. “Seingat saya sudah lama. Saya kira sejak nilai-nilai Islam masuk dalam wilayah budaya Sunda,” kata Hawe.

Sumber lain mengatakan bahwa tradisi ini berkembang pesat pada tahun 1980-an. Kala itu, para pemuda di Bandung, Jawa Barat, kerap mengadakan acara musik bernuansa Islami untuk menghabiskan waktu saat sore hari sembari menunggu waktu berbuka puasa.

Dari Bandung, istilah, kegiatan, dan budaya ngabuburit jadi lebih luas pengaruhnya dan kian menasional. Penyebaran ini didorong oleh penyebaran media massa dan tentu saja media sosial.

Dari dulu hingga sekarang, kegiatan yang dilakukan oleh umat muslim saat ngabuburit sangat beragam. Seiring waktu, jenis dan bentuk kegiatannya berubah, dan bahkan jadi jauh lebih bervariasi.

Apalagi seiring dengan berkembang pesatnya dunia teknologi digital, tampaknya kegiatan ngabuburit jadi jauh lebih berwarna. Ketika dulu anak-anak biasanya memainkan permainan tradisional saat ngabuburit, kini orang-orang bisa ngabuburit sambil menonton program TV kesayangan, menyaksikan film favorit, bermain media sosial, atau bermain game.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *