Olahraga

Erick Thohir Soroti Uzbekistan soal Pembinaan Pemain Muda

pratamedia.com – Kekalahan Indonesia U17 dari Korea Utara (Korut) U17 dengan skor telak 6-0 menyisakan kesedihan sekaligus pembelajaran buat federasi. Ketua PSSI Erick Thohir soroti Uzbekistan, yang menurutnya punya pembinaan pemain muda yang baik.

Dengan kekalahan kemarin malam, Garuda Muda harus tersingkir lebih dulu dari turnamen tersebut meski tetap lolos ke Piala Dunia U17 pada November nanti. Namun, di sisi lain, kekuatan baru di Asia, Uzbekistan, mulai menunjukkan taringnya.

Sama seperti Indonesia, Uzbekistan juga menyapu bersih semua pertandingan di babak penyisihan grup dengan kemenangan. Alhasil, mereka bertengger di puncak klasemen dengan raihan poin sempurna, yakni 9 poin.

Di babak gugur, nasib Indonesia tak secemerlang negara beribu kota Tashkent tersebut. Uzbekistan berhasil melewati babak perempatfinal dengan mulus. Negara dengan jumlah populasi 35 juta orang itu sukses menyudahi perlawanan Uni Emirat Arab dengan skor 3-1.

Erick Thohir Soroti Uzbekistan dari Sisi Pembinaan Pemain Muda

Erick menyoroti betul kemunculan kekuatan baru ini. Ia mengagumi bahwa Uzbekistan kini mulai bisa menyaingi kekuatan-kekuatan Asia lainnya, sperti Jepang, Korea Selatan, hingga Arab Saudi. Ia ingin mencontoh apa yang Uzbekistan sedang lakukan.

“Harus diakui babak delapan besar memang berat. Lihat bagaimana Jepang dikalahkan Arab Saudi melalui adu penalti. Lalu kemunculan kekuatan baru, seperti Uzbekistan yang konsisten permainannya, baik yunior dan senior serta bisa mengalahkan kekuatan Asia lainnya,” ujar Erick dalam keterangan resminya, Selasa dinihari (15/4/2025).

Dengan demikian, Erick menilai bahwa kiblat pembinaan pemain muda di Asia kini bertambah. Bukan hanya negara-negara unggulan seperti Jepang dan Korea Selatan, tetapi juga Uzbekistan.

“Model pembinaan berkelanjutan seperti itulah yang harus kita temukan agar bisa seperti Jepang, Korsel, dan kini Uzbekistan,” kata Erick.

Sambil Memantau, Sambil Jalan

Meski begitu, Erick menyampaikan bahwa pembinaan pemain usia muda di Tanah Air masih berjalan. Meski muncul kekuatan baru dalam wujud Uzbekistan, ia tak gentar. Ia malah ingin menyontohnya. Sambil memantau perkembangan Uzbekistan, ia juga tetap menjalankan kewajiban pembinaan di Indonesia.

“Kita dihadapkan pada tantangan, bagaimana menyiapkan Timnas U-17 mendatang yang sebagus Timnas U-17 hari ini. Jadi pembinaan Garuda Muda harus kontinyu,” ujar Erick.

“Belum lagi ajang lain, seperti Olimpiade yang batasan usia harus di bawah 23 tahun dan kuota pesertanya berkurang dari 16 tim negara menjadi 12 tim. Artinya, kita harus bersiap lebih dini, lebih panjang, dan lebih ketat,” tegas Erick.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *