Herpetofobia: Fobia terhadap Reptil seperti Cicak hingga Ular
pratamedia.com – Herpetofobia atau ketakutan terhadap reptil, seperti cicak atau ular, diperkirakan diderita oleh sebanyak 2-10% populasi di seluruh dunia. Salah satu penyebabnya adalah trauma di masa lalu yang bertahan sampai seseorang menginjak usia dewasa.
Spektrum jenis hewan reptil yang ditakuti oleh orang dengan fobia ini cukup luas. Bisa dimulai dari reptil paling buas seperti ular dan buaya di satu ujung spektrum, ke kadal, iguana, dan bunglon, hingga ke reptil kecil yang tidak berbahaya seperti cicak di ujung spektrum lainnya.
Herpetofobia merupakan salah satu fobia yang spesifik. Fobia ini termasuk ke dalam gangguan kecemasan (anxiety disorder). Penderitanya akan mengalami rasa takut dan cemas berlebih ketika menemukan ada hewan-hewan pemicu fobia tersebut di sekitarnya.
Penyebab Herpetofobia
Pertama, penyebab munculnya herpetofobia pada seseorang adalah karena genetik. Jika orang tua mengalami fobia tersebut, seperti takut kepada cicak, ada kemungkinan ia menurunkannya kepada anaknya.
Sedikit cerita berbeda pada tingkatan herpetofobia kepada ular. Diperkirakan manusia sudah punya fobia ini sejak awal peradaban. Kemampuan ini menolong manusia bisa bertahan hidup sejak beribu tahun lalu.
Kedua, karena trauma di masa lalu. Ketika seseorang pernah punya pengalaman buruk dengan reptil, bahkan reptil sekecil cicak, ia bisa saja mengembangkan fobia ini seiring bertambahnya usia.
Ketiga, seseorang juga bisa “mempelajari” takut pada sesuatu. Sebagai contoh, jika orang tua takut kepada cicak, Anda juga “belajar” dari mereka bahwa cicak merupakan hewan yang patut ditakuti.
Keempat, persepsi seseorang terhadap reptil tertentu juga bisa memengaruhi cara pandang seseorang terhadap hewan terebut. Sebagai contoh, ular selalu punya citra buruk dalam cerita mitos, cerita rakyat, ajaran agama, dan bentuk produk budaya lainnya. Dengan demikian, akan terbentuk persepsi bahwa ular merupakan hewan jahat yang patut dihindari.
Pemicu Herpetofobia
Pada orang yang memiliki herpetofobia akibat turunan genetik atau trauma, kecemasan itu bisa dipicu oleh banyak hal.
Memang sudah pasti herpetofobia seseorang akan terpicu ketika ada binatang yang dimaksud di sekitarnya. Namun, ada juga pemicu-pemicu lainnya yang menimbulkan perasaan tertentu pada penderita fobia ini.
Disebutkan bahwa memikirkan hewan dimaksud saja bisa memicu munculnya fobia ini. Selain itu, herpetofobia pada seseorang juga bisa terpicu ketika ada orang lain sedang membicarakan hewan yang dimaksud.
Di samping itu, bahkan herpetofobia pada seseorang bisa terpicu dan muncul hanya dengan melihat foto atau video hewan yang dimaksud saja.
Gejala Fisik
Herpetofobia akan membuat orang yang menderitanya sebisa mungkin menjauhi keberadaan hewan-hewan pemicu fobia tersebut. Konsekuensinya, seseorang tersebut akan selalu berada dalam mode “waspada”. Kondisi tersebut bisa mengganggu aktivitas orang tersebut.
Beberapa gejala fisik yang dirasakan orang dengan fobia ini, yang bisa mengganggu aktivitas sehari-harinya, di antaranya detak jantung lebih cepat, berkeringat, bergetar, sesak napas.
Pada tingkat tertentu, orang dengan herpetofobia bisa menunjukkan gejala pusing-pusing, yang bisa berujung pada pingsan. Selain itu, orang tersebut juga bisa merasa mual hingga muntah-muntah.
Cara Meminimalisir Keberadaan Reptil di Sekitar Rumah
Cara mengatasi kondisi ini di level paling mudah tentu saja menjauhi area-area yang sering dikunjungi reptil-reptil. Jika takut cicak, Anda bisa mengusir cicak dengan bahan-bahan dapur seperti merica, bawang, hingga cangkang telur.
Ular tak jarang memasuki rumah di musim-musim tertentu, dan bahkan menetap di atap rumah untuk menunggu mangsa seperti tikus. Untuk mengusirnya, Anda bisa menggunakan semprotan cuka putih, ekstrak mint, atau penggunaan parfum dan karbol.
Tanaman juga disebut amat berguna utuk mengusir ular di sekitar rumah. Serai wangi, bawang putih, sambiloto, lavender, lidah buaya, hingga daun mint diyakini bisa mengusir ular.
Cara Mengatasi Herpetofobia
Terdapat beberapa cara untuk mengatasi herpetofobia dari level yang paling ringan hingga yang berat. Pertama, yang paling mudah dilakukan, misalnya, mencoba yoga atau meditasi untuk bisa mengurangi sekaligus mengontrol stres dan rasa cemas.
Kedua, disarankan juga bagi para penderita herpetofobia untuk mengurangi asupan kafein seperti yang terkandung pada kopi dan teh. Hal itu lantaran kafein bisa menstimulasi perasaan cemas.
Ketiga, ketika herpetofobia sudah mencapai titik yang ekstrem, terapi sangat disarankan. Pertama, terdapat exposure therapy, di mana terapis akan membiarkan Anda terekspos terhadap reptil pemicu fobia tersebut. Tujuannya adalah agar Anda bisa mengatasi ketakutan, dan bahkan bisa memegang hewan tersebut.
Kedua, cognitive behavioral therapy (CBT). Dalam terapi ini, Anda akan dibantu terapis untuk mengidentifikasi dan membentuk ulang pola-pola pikiran negatif dan emosi Anda mengenai reptil tertentu yang memicu herpetofobia.