Joe Hin Tjio: Ilmuwan Genetika Asal Indonesia Penemu Kromosom 23 Pasang
pratamedia.com – Selama berpuluh-puluh tahun di pertengahan abad 20 lalu, kelompok ilmuwan meyakini betul fakta tak terbantahkan bahwa manusia memiliki 24 pasang kromosom. Namun, semuanya berubah berkat temuan Joe Hin Tjio pada 1955.
Ia merupakan orang Indonesia asli yang mencatatkan nama besarnya di kancah genetika dunia. Ia menjadi salah satu figur sejarah asal Tanah Air yang namanya mewangi di kancah internasional.
Akibat temuannya, kini dunia genetika mengenali bahwa manusia memiliki 23 pasang kromosom saja alih-alih 24. Seperti diketahui, hanya kerabat dekat manusia saja yang memiliki 24 pasang kromosom, yakni simpanse, gorilla, dan orangutan.
Mengenal Joe Hin Tjio
Joe Hin Tjio lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada tahun 1919. Ia terlahir dari keluarga Tionghoa di Pulau Jawa yang ketika itu masih menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Sang ilmuwan merupakan seorang ahli genetika di National Institute of Health. Dirinya sempat sekolah di Indonesia, dan lulus sekolah agronomi di Bogor, Jawa Barat. Ia fasih berbahasa Belanda, Inggris, Perancis, dan Jerman.
Saat pendudukan Jepang selama tiga tahun pada 1942-1945, Joe Hin Tjio mendekam di kamp Jepang. Tjio kemudian dibebaskan oleh Palang Merah Internasional, sebelum akhirnya punya karier yang mentereng di Eropa.
Ia dibawa ke Belanda untuk bekerja di bidang persilangan tanaman dan mengembangkan penelitian tanaman hibrida yang tahan hama. Lalu ia juga kemudian belajar dan bekerja di Spanyol dan Denmark.
Latar Belakang Keluarga
Science History Institute mencatat bahwa ayah Joe Hin Tjio merupakan seorang fotografer.
Di keluarganya, ia disebut sudah punya kecenderungan kesukaan terhadap sains sejak usia muda. Pada tahun 1940-an, ia bekerja sebagai seorang ilmuwan yang melakukan perkembangbiakan kentang yang tahan terhadap penyakit.
Hanya saja risetnya ini terganggu oleh kedatangan Jepang ke Indonesia pada 1942. Ia dimasukan ke dalam kamp konsentrasi oleh tentara Jepang. Alasannya tidak jelas dan tidak diketahui hingga saat ini.
Kronologi Penemuan 23 Pasang Kromosom
Penemuan tersebut terjadi ada tahun 1955. Joe Hin Tjio sengaja berangkat dari Spanyol ke Swedia untuk berkolaborasi dengan seorang ilmuwan lainnya bernama Albert Levan. Albert merupakan kepala laboratorium di Institut Genetika Lund, Swedia.
Keduanya menggunakan teknik khusus yang lebih canggih berhasil menemukan bahwa manusia hanya punya 23 kromosom. Hasil observasi Joe Hin Tjio kemudian diterbitkan dalam jurnal Hereditas pada Mei 1956. Judul jurnal tersebut adalah “The Chromosome Number of Man”.
Setahun setelah penemuannya itu, ia bermigrasi ke Amerika Serikat. Sejak saat itu, ia menetap dan berkarier di Negeri Paman Sam hingga hari terakhirnya pada 27 November 2001. Ia meninggal dunia pada usia 82 tahun.