Neoteni: Karakter Wajah Babyface Orang-orang Asia Timur
pratamedia.com – Pernah bertanya-tanya mengapa orang-orang Asia timur, yakni Cina, Jepang, dan Korea, punya karakteristik perilaku dan fisik, terutama wajah, yang tampak lucu, imut, menggemaskan, atau babyface? Hal tersebut ada kaitannya dengan neoteni yang akan dibahas dalam artikel ini.
Di dalam budaya populer, orang-orang Asia timur, terutama Jepang dan Korea, tampaknya sangat handal dalam mengkapitalisasi keunggulan genetik ini menjadi produk budaya yang bernilai. Alhasil, produk budaya tersebut banyak digemari oleh banyak orang di seluruh dunia.
Seperti kita tahu, Jepang punya budaya “kawaii”, sementara Korea Selatan punya budaya “aegyo”. Keduanya terbilang mirip, yakni menonjolkan kelucuan atau keimutan wajah atau tingkah laku yang seperti anak-kanak meskipun orang yang melakukannya sudah berusia dewasa. Tujuannya untuk mendapatkan reaksi tertentu dari penikmat budaya tersebut.
Tidak banyak yang tahu bahwa keunggulan genetik yang dimiliki oleh orang-orang Asia timur tersebut dinamakan neoteni. Berikut ulasan lengkapnya.
Definisi Dasar Neoteni
Neoteni kerap disebut juga juvenilisasi. Konsep ini berarti terjadi penundaan atau perlambatan perkembangan fisiologis atau somatik dari suatu organisme, biasanya hewan. Kondisi ini juga menghasilkan paedomorfisme, yang berarti memiliki bentuk khas anak-anak.
Neoteni pada Manusia
Kondisi ini juga terjadi pada manusia. Sama seperti yang terjadi pada hewan, neoteni pada manusia berarti melambatnya atau tertundanya perkembangan tubuh. Dengan demikian, orang tersebut akan tampak seperti anak kecil dalam periode umur yang lama.
Para peneliti percaya bahwa perubahan neotenik kemungkinan besar disebabkan oleh seleksi seksual dalam evolusi manusia. Ahli biologi Inggris, J. B. S. Haldane, mengatakan bahwa tren evolusi utama pada manusia adalah perpanjangan masa kanak-kanak yang lebih besar dan keterlambatan kedewasaan.
Neoteni pada Orang-orang Asia Timur
Dengan digilainya budaya “kawaii” dari Jepang dan “aegyo” dari Korea Selatan, tampaknya kita bisa sepakat bahwa orang-orang dari negara tersebut memang lucu, imut, dan menggemaskan. Uniknya, hal ini disebut tidak hanya muncul dalam fitur wajah perempuan, tetapi juga laki-laki.
Menurut salah satu sumber, orang-orang Asia timur cenderung memiliki retensi atau penahanan fitur anak-anak ketika mereka tumbuh dewasa ketimbang kelompok populasi lain di dunia. Seseorang dengan fitur neoteni bisa terlihat seakan-akan masih remaja meski sebenarnya sudah berusia 30-an.
Usut punya usut, akarnya bisa ditelusuri hingga 30.000 tahun yang lalu. Terjadi mutasi genetik dalam evolusi orang-orang Asia timur yang membuat mereka berbeda dengan kelompok populasi di belahan dunia lain.
Mutasi genetik tersebut berakibat pada batang rambut yang lebih tebal, tonjolan rahang (prognatisme) yang tereduksi, dada yang lebih kecil, hingga perubahan morfologis pada telinga dan gigi. Fitur-fitur ini membuat seorang neotenik tampak lebih muda.
Seiring waktu berlanjut, evolusi tetap bekerja. Orang-orang dengan neoteni mengalami pembesaran ukuran kepala (dengan demikian ukuran otaknya juga lebih besar) hingga wajah yang lebih datar.
Neoteni dalam Budaya Populer
Telah beberapa kali disinggung dalam artikel ini bahwa perilaku neotenik sudah membudaya di Jepang dan Korea Selatan. Tak hanya populer secara domestik, budaya tersebut tersebar dan mendapat sambutan hangat di kancah internasional.
Budaya “kawaii” di Negeri Sakura biasanya dimunculkan melalui tayangan-tayangan anime atau kultur grup idol Jepang, seperti AKB48. Sementara budaya “aegyo” di Korea Selatan biasanya dipertunjukkan oleh grup-grup musik Kpop.
Yang dimunculkan dari budaya tersebut adalah kelucuan, keimutan, kegemasan, baik dari ekspresi wajah maupun tingkah laku. Orang dewasa dalam industri hiburan Jepang dan Korea Selatan tak jarang bertingkah seperti anak-anak meski sebetulnya mereka sudah dewasa.
Namun, itulah justru yang disukai oleh banyak penduduk dunia. Tidak mengherankan apabila produk-produk budaya seperti anime Jepang dan musik Kpop dari Korea Selatan sukses meriuk banyak jumlah penggemar, tak terkecuali dari Indonesia.
Pria Lebih Suka Perempuan dengan Karakteristik Neotenik?
Pria biasanya akan menganggap fitur-fitur neotenik sebagai sesuatu yang menarik, baik secara romantis maupun seksual. Hal itu karena neoteni berarti seseorang memiliki tingkat femininitas yang cukup tinggi.
Tidak hanya itu, fitur-fitur neotenik pada wajah atau tingkah laku perempuan memunculkan reaksi atau respons tertentu pada pria. Tak jarang, timbul perasaan seakan-akan ingin merawat atau melindungi (nurture) ketika pria dihadapkan dengan perempuan dengan fitur tersebut.
Hal ini disebut merupakan bagian dari adaptasi evolusi di mana orang-orang dewasa cenderung lebih melindungi anak-anak yang masih belum berdaya. Dengan demikian, dengan perlindungan dari orang-orang dewasa, keturunannya akan tetap bisa bertahan hidup.